Label

Sabtu, 17 April 2010

Benar dan Jujur belum Cukup...

Mendengar berita hari ini di TV, ada demonstrasi para santri yang mendemo DirJen Pajak untuk memohon ma'af atas ucapannya, bahwa petugas pajak (baca: Gayus) juga mengalami naik turunnya keimanan, sama seperti Ulama, yang bisa naik dan turun keimanannya.

Sebetulnya tidak ada yang salah dengan ucapan dari Pak DirJen Pajak itu. Bukankah Ulama juga manusia..sama seperti rocker, blogger,gamer dan lain lain...juga manusia.
Dan manusia biasa juga mengalami naik dan turunnya keimanan, seperti yang dikatakan Rasulullah sholallohu 'alayhi wa sallam. Beliau bersabda "Al imanu yazid wa yankus". Iman itu naik dan turun.
Layaknya keimanan manusia yang naik dan turun, pada semangat pun dapat terjadi hal tersebut. Memang, semangat dan keimanan memiliki suatu hubungan yang dekat. Seseorang yang sedang turun keimanannya pasti akan turun pula semangatnya untuk beribadah, belajar, ataupun segala macam perbuatan yang baik dan bermanfaat. Begitu pula sebaliknya.

Ketika godaan syaithon datang, dan keimanan sedang turun, maka terjadilah perbuatan tercela. Kita tidak usah protes terhadan syaithon, iblis dan kawan kawannya. Sebab itu sudah menjadi tugas syaithon, iblis dan kawan kawannya untuk menggoda manusia.

قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٲطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ (١٦) ثُمَّ لَأَتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيہِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَـٰنِہِمۡ وَعَن شَمَآٮِٕلِهِمۡ‌ۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَـٰكِرِينَ

(Iblis menjawab): Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari Jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.
(S. Al A'rof ayat 16-17)

Jadi semua manusia termasuk kyai, ulama, santri, rocker, gamer dan lain lain, pasti tidak luput dari godaan syaithon dan iblis.

Cuma mungkin, Pak Dirjen harusnya lebih bijak dalam mengatakannya atau menyampaika maksudnya. Coba kalau beliau berkata: "Petugas pajak (baca; Gayus) seperti manusia lainnya, keimanannya bisa naik dan turun"
Jadi tidak menyebut ulama dalam satu kalimat dengan Gayus, insyaAlloh, para santri tidak tersinggung.

Itulah yang mau saya sampaikan, benar dan jujur ternyata tidak cukup. Harus ditambah bijaksana. Itu pula yang sering kita lihat kelakuan para pemimpin, calon pemimpin, tokoh masyarakat yang sering tampil dalam berita sehari hari. Kurang bijaksana dalam memilih kata maupun tindakannya. Tapi begitulah resiko kalau kita sudah menjadi tokoh yang dilihat orang banyak perbuatannya.

Enakan jadi Blogger saja, kalau salah, tinggal minta ma'af dan dikoreksi saja. Lagian siapa yang perduli sama blogger...sebab... blogger juga manusia (sambil nyanyi dengan gaya Candil)

S. Mardjono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar