Label

Selasa, 10 Mei 2011

DO'A NABI AYYUB

وَأَيُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُ ۥۤ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٲحِمِينَ (٨٣)
فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُ ۥ فَكَشَفۡنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرٍّ۬‌ۖ وَءَاتَيۡنَـٰهُ أَهۡلَهُ ۥ وَمِثۡلَهُم مَّعَهُمۡ رَحۡمَةً۬ مِّنۡ عِندِنَا وَذِڪۡرَىٰ لِلۡعَـٰبِدِينَ (٨٤

dan [ingatlah kisah] Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: "[Ya Tuhanku], sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (83)
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (84)


(S. Al- Anbiya ayat 83 dan 84)

Seperti kita ketahui, kisah Nabi Ayyub alayhissalam, adalah seorang Nabi yang paling banyak ujian dan cobaan dalam hidupnya.
Beliau banyak cobaan dalam harta, anak dan tubuhnya. Beliau banyak memiliki harta, anak dan lalu semua dilenyapkan, bahkan tubuhnyapun diberi penyakit sehingga tak seorangpun mau mendekatinya. Seperti yang disabdakan Rosululloh sholallohu 'alayhi wassalam dibawah ini:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً

Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »

Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.

(HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185).

Ayat 83 surat Al Anbiya tersebut memperlihatkan bagaimana Nabi Ayyub berdo'a ketika musibah ditimpakan padanya. Beliau tidak meminta agar Alloh menghilangkan cobaan yang ditimpakan padanya. Bahkan malah memuji Alloh setinggi mungkin dengan mengatakan: "Dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang"
Dan do'a Nabi Ayyub dijawab Alloh pada ayat berikutnya, dihilangkan penyakitnya, dikembalikan keluarganya dan malah dilipatkan gandakan serta diberi rohmat dari Alloh Subhana wa Ta'ala.
Yang bisa kita ambil pelajaran dari ayat ini, adalah teladan kesabaran Nabi Ayyub dan tidak meminta ataupun berdo'a menurut hawa nafsunya. Seperti yang dicontohkan Rosululloh, dimana do'a2nya yang beliau ajarkan jauh dari nafsu pribadi, minta kedudukan, pangkat dan kekayaan.

Ya Alloh..Perbaikilah untukku agamaku, yang merupakan satu-satunya pelindung persoalanku, dan perbaikilah untukku duniaku, yang merupakan tempat hidupku, dan perbaikilah untukku akhiratku, yang merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah kehidupanku ini pelengkap bagiku dari semua kebaikan dan jadikanlah kematian itu sebagai tempat istirahat bagiku dari semua kejelekan/kejahatan.