Label

Rabu, 12 Mei 2010

Belajar dari Jari

Menuntut ilmu adalah wajib (hukummnya) bagi setiap muslim.

"Tholabul ilmi faridhotun 'alaa kuli muslimin"

Begitulah sabda Rosululloh Sholallahu 'alayhi wasallam.

Belajar adalah sesuatu yang wajib hukumnya, maka tidaklah heran banyak tokoh Islam dulu adalah para cendikia kelas dunia.
Contoh: Ibnu Sina
IBNU SINA yang lebih dikenali di Barat dengan nama Avicenna mempunyai nama lengkap Abu Ali al- Huseyn bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina. Beliau merupakan seorang yang berbangsa Parsi. Menurut Ibnu Abi Ushaybi’ah ia lahir pada tahun 375 H, di desa Afshanah dekat kota Kharmaitan Propinzi Bukhara Afghanistan.

Pelajaran pertama yang diterimanya pada zaman kanak-kanak adalah Al-Quran dan sastera yang didapati olehnya secara tidak formal. Ia mula belajar pada usia 5 tahun. Sementara itu sewaktu berumur 10 tahun , beliau telah berjaya menghafal Al-Quran. Pada masa umurnya meningkat 18 tahun Ibnu Sina telah menjadi "Doktor Di Raja". Disamping itu, Ibnu Sina juga telah menguasai seluruh cabang ilmu pengetahuan yang ada pada waktu itu. Ilmu-ilmu agama seperti tafsir, fiqh, perbandingan agama (ushuluddin), tasawuf dan sebagainya sudah dikuasainya ketika baru berusia 10 tahun. Pada masa kecilnya, ia dibimbing dan dididik oleh Abu Abdullah Natili, seorang sahabat karib ayahnya, dan ayahnya sendiri. Antara bidang ilmu yang berjaya dikuasainya termasuklah dalam bidang falsafah, kedoktoran, geometri, astronomi, muzik, syair, teologi, politik, matematik, fizik, kimia, sastera dan kosmologi.

Luar biasa bukan?

Tapi disini saya cuma mengajak belajar yang dekat saja, yaitu jari jemari kita.
Taruhlah jari kita diatas meja, maka akan terlihat lima jari yang ada. Mengingatkan kita pada kewajiban kita sebagai seorang muslim, sholat lima waktu.
Suatu amalan wajib bagi satu satunya muslim, dan tidak ada pengecualian dan dalam keadaan bagaimanapun juga, ini suatu amalan yang tidak boleh ditinggalkan. Bahkan merupakan amalan yang menjadi petunjuk atas amalan amalan lain seorang muslim. Jika seorang muslim, bagus sholatnya, dalam hal ini, menjaga waktu sholat,menjaga bacaannya, menjaga kesuciannya, tukmaninah, khusyu dan ikhlash lil lahi ta'ala dalam mengerjakannya. Sudah dapat dipastikan amalan amalan lain seperti puasa, zakat, amalan sunah lainnya,pasti akan bagus pula. Tapi kalau sholat lima waktunya tersia sia, sudah pasti pula dia menyia nyiakan amalan lainnya.
Itulah ke lima jari kita. Sebagai pengingat dan peringatan bagi kita, sudahkah kita menjalankan kewajiban utama dan paling mendasar bagi seorang muslim.
Sebab Nabi Sholallohu 'alayhi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya (batasan)antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat"
(H.R. Muslim no. 204)

Nah..kini kita mulai belajar dari jari jemari kita.

Jari Kelingking
Ini adalah jari yang paling kecil, mungil, menggambarkan keadaan manusia, mulai dari bayi, kecil, imut. Dan juga menggambarkan kita semua mulai dari yang kecil, dari sinilah awal kehidupan manusia. Jika kita mengisi masa kecil dengan mengajarkan ayat Alloh dan sunah RosulNYA, maka akan terbawa dan teringat pada masa selanjutnya. Sadarlah, kita semua awalnya juga dari kecil, lemah, perlu perlindungan. Mulailah segalanya dari yang kecil dulu, dari yang sederhana dulu, baru berusaha untuk lebih besar dan lebih baik.

Jari Manis
Namanya saja sudah manis, apalagi ditambah dengan perhiasan sebentuk cincin, dengan berlian diatasnya. Begitu kelihatan indah, mengalahkan keindahan jari sekelilingnya. Begitulah gambaran masa remaja. Begitu indah dan menggoda. Jika masa ini tidak didasari oleh pendidikan agama yang kuat pada masa kecilnya, niscaya akan rusak kehidupan seseorang pada masa ini. Lihat saja pergaulan bebas akibat dari ketidak tahuan mereka akan batasan hukum antara halal dan haram, antara laki dan perempuan yang bukan mahromnya. Yang terlihat cuma keindahan dan kenikmatan nafsu birahi saja. Belum lagi godaan narkotika dan zat adiktif, yang penting timbul rasa nikmat dan tidak perduli lagi akan akibat setelah itu.Memang indah tapi juga masa yang harus diwaspadai. Maka bekalilah ilmu agam sejak dini dan tambahlah terus kematangan ilmunya ketika remaja, niscaya akan selamat seseorang melewati masa ini.

Jari Tengah
Adalah masa yang lebih matang. Periode ini. seseorang sudah dewasa dan terlihat pada jari telunjuk, bahwa jari tersebut paling tinggi dan paling menonjol dari jari lainnya. Pada masa ini seseorang sudah mapan dalam kehidupannya. Masa paling produktif dalam kehidupan seorang manusia, yang berumur sekitar 30 sampai dengan 45 tahunan. Disini masa puncak karier terjadi, kehidupan keluarga sudah lengkap, apapun sudah dimiliki. Jika dasar ilmu agamanya cukup, maka lengkaplah semua keperluan yang diperlukan seorang insan. Kekayaan duniawi yang didasari keimanan dan ketaqwaan kepada Sang Pencipta. Sungguh terlihat sempurna kehidupan seseorang.Tapi harus diwaspadai, saat ini , sifat ego, bangga diri, iri, dengki dan hasutan syeitan dapat merusak seseorang di masa ini. Sifat tamak, tidak kenal puas dan jauh dari bersyukur bisa saja menghinggapi seseorang dimasa ini.

Jari Telunjuk
Inilah jari yang paling disegani, dan sebagai penunjuk untuk segala urusan. Jari ini juga yang memberitahu kita bahwa Alloh itu Esa, Tunggal, yang langsung pula diucapkan pada saat kita sholat, bahwa Alloh itu Esa dan Muhammad sholallohu 'alayhi wasallam adalah utusanNYA.Tetapi harus diwaspadai pula begitu jari ini menunjuk atau menuding sesuatu, sadarilah, bahwa tiga jari yang lain menunjuk kearah diri sendiri. Ingat nasehat almarhum ayahanda: "Janganlah kamu mudah menuding seseorang nak..!, sebab tiga jarimu yang lain menunjuk kearah dirimu sendiri"
Jadi kalau kita tidak lebih baik, paling tidak tiga kali lebih baik dari seseorang, jangan lah kita mudah menjelekkan seseorang, koreksilah dirimu sendiri, sebelum Alloh mengoreksi/menilai dirimu kelak.

Ibu Jari
Adalah jari terakhir yang menjadi kunci dari semua tahap kehidupan manusia dan sekaligus penutup dan penguat tangan kita. Bisakah seseorang memanah dengan tepat sasaran tanpa ibu jari? Bisakah tangan kita menggemgam dengan kuat tanpa ibu jari?
Walaupun bentuknya sudah menciut , bulat dan pendek, dialah tempat kita bertanya dan tempat kita minta nasehat atas segala tindakan yang akan dan telah kita lakukan. Jika ibu jari menghadap keatas, maka baiklah, semua telah di ridloinya. Dan begitu pula sebaliknya.
Ya..benar, ibu jari seperti kedua orang tua kita. Karena itu disebut ibu jari.

Nah..begitulah, kita telah belajar dari jari jari kita sendiri. Subhanalloh..Maha Suci Alloh yang telah begitu sempurna menciptakan jari jari kita.
Mudah mudahan kita dapat mengambil hikmah dari setiap jari, yang setiap hari kita gunakan, dan selalu bersyukur kepada Yang Maha Menciptakan seluruh mahluk dan isi jagad raya ini.

Semoga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar