Label

Rabu, 20 Oktober 2010

Presiden, Syahrir dan Gosip

Presiden adalah jabatan tertinggi di negeri ini. Sebab negeri kita adalah Republik yang dipimpin seorang Presiden. Sudah 65 tahun usia negara kita ini yang sejak tahun 1945 diproklamirkan sebagai negara yang merdeka
Tapi baru kali ini kita memiliki Presiden yang kita pilih secara langsung. Seharusnya Presiden kita ini punya kepercayaan diri yang besar, karena dipilih langsung oleh rakyat.
Tapi entah kenapa badannya yang besar, tidak sama sebangun dengan nyalinya, tidak sama sebangun dengan pemikirannya, tidak sama sebangun dengan tindakannya.
Jauh berbeda dengan pemimpin kita terdahulu, Sutan Syahrir. Walaupun badannya kecil tapi nyali, pemikiran, visi maupun tindakannya mampu membawa Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Jika tidak ada Syahrir, mungkin Soekarno-Hatta tidak berani memproklamirkan Indonesia Merdeka, dan bisa bisa kemerdekaan Indonesia dianggap hadiah dari Jepang, sehingga kita bisa dijadikan negara boneka Jepang.
Walaupun keberaniannya, membawa dia ke penjara tanpa diadili dan wafat di negeri orang.

Entah kenapa Presiden kita gemar berbicara di podium dengan gaya penceramah, dan membeberkan berita yang belum pasti kebenarannya. Dengan mendahului dengan "katanya"
Kalau dia sebagai Presiden saja belum yakin dengan beritanya, kenapa pula hal itu disampaikan kepada rakyat secara terbuka?
Bukankah Presiden mempunyai pembantu-pembantu yang pandai, sumber intelejen yang mumpuni?
Ataukah Presiden kita ini, sudah terjangkit virus infotainment, yang gemar mengumbar gosip dan berita murahan...
Berita seperti diatas tersebut ("katanya...")tidak cuma sekali ini saja. Coba simak berita-berita yang lalu. Beliau kerap menyebut "katanya..."

Dihari Ulang Tahun Pemerintahannya yang genap setahun ini, cobalah Bapak Presiden lebih bijak dalam memilih kata dalam pidatonya ke rakyat. Jangan terlalu sering tampil untuk bicara hal yang remeh. Negara kita ini sangat luas Pak, rakyat kita ini jumlahnya besar Pak, banyak masalah besar yang menghadang didepan untuk diselesaikan.
Berhentilah bersibuk diri dengan pencitraan diri, berhentilah mengeluh, berhentilah menyalahkan orang lain dan berhentilah mengklaim keberhasilan diri.

Bekerjalah, "Sepi ing pamrih rame ing gawe"
Saya yakin, rakyat akan mendukung Bapak untuk memajukan bangsa ini dari keterpurukan multi dimensi, jika mereka merasa dipimpin oleh seorang, yang tidak saja berbadan besar, tapi juga punya pemikiran, cita-cita dan tindakan yang besar.

Jangan kuatir ada yang menggulingkan Bapak, apalagi mengkasurkan Bapak...

Selamat Ulang Tahun berkuasa ya..Pak.

Salam dari rakyat

Jakarta, 20 Oktober 2010
Marbot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar