Label

Selasa, 19 Oktober 2010

Blues, Amal dan Cinta

Ini gara gara ada Jakarta Blues Festival tgl 15-16 Oktober kemarin.
Memang salah satu genre musik ini yang paling saya sukai. Selain alunannya yg dapat menghanyutkan hati, lirik tentang cinta yg mendayu dayu dan yg lebih indah lagi kebebasan improvisasinya ini seakan melepas segala aturan, basa basi menuju keindahan melodi merasuk sukma...

Weleh..weleh..weleh...

Sehingga tidak tangung tanggung saya menonton dua malam berturut turut, hingga jam 2 pagi...
Seperti layaknya orang yg kecanduan nonton wayang kulit dengan dalang terfavorit....
Sesampai dirumah, sdh pasti istri dan anak2 sudah terlelap di pembaringannya masing2. Karena sdh jam 2 lewat, saya mandi air hangat sekalian berwudlu utk sholat malam seperti biasanya. Hanya kali ini tidak didahului tidur. Karena dari maghrib memang belum tidur...
Setelah qiyamul lail usai, waktu sudah menjelang subuh, jadi tanggung utk tidur, sebab sebentar lagi adzan subuh...

Sambil menunggu adzan subuh, sempat saya lirik istri tercinta lelap dalam tidurnya. Kelihatan damai dan tenang dengan nafas yg teratur. Cantik juga ya...kalau dia tenang seperti itu (dalam hati saya bergumam).
Dipinggir tempat tidur ada kitab yg kadang2 saya baca menjelang tidur. Saya ambil kitab tersebut dan saya secara acak membukanya dengan harapan saya mendapat pencerahan ataupun peringatan dengan membukanya dengan asal asalan.

Ditengah halaman terbaca:
Dari Sahal bin Sa’ad, dia berkata, “Jibril datang kepada Nabi SAW dan berkata, ‘Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu karena kamu pasti mati, beramallah sesukamu karena kamu akan dibalas dengannya, dan cintailah orang yang kamu cintai sesukamu karena kamu pasti berpisah dengannya. Dan ketahuilah sesungguhnya kemuliaan seorang mukmin adalah qiyamul lail (sholat malam) dan kehormatan mukmin adalah rasa kayanya (menahan diri dari meminta – minta) jauh dari sesama manusia.” (rowahu at-Thabrani fi Mu’jam al-Ausath)

Membaca hadits tersebut hati saya langsung luluh lantak, merasa ditampar keras, dijatuhkan dari langit dengan bantingan yg maha dahsyat.
Bagaimana tidak, selama lebih dari lima jam, dua hari berturut turut, saya menikmati musik blues, dengan artis yang cantik nan sexy memainkan dawai gitar dengan begitu indahnya. Sampai dirumah saya diperingatkan dengan hadits diatas...
Seakan saya dilulu (bahasa jawa..apa ya artinya....kayak dikasih sedikit bebas gitu).."Hiduplah sesukamu tapi toh kamu juga akan mati"
"Cintailah orang kamu senangi, toh nantinya juga kamu akan dipisahkan"
"Beramalh kamu, toh kamu akan dibalas ganjaran oleh Allah"

Saya seakan dibiarkan bebas oleh Tuhan tapi kaki saya dipaku...
Habis menikmati blues, melaksanakan qiyamul lail serta melihat kecantikan istri ketika dia tidur...
Saya diperingatkan Allah Subhana wata'ala, umur saya ada batasnya. Berbuatlah sesukamu, asal tau saja, Allah lah yang berkuasa atas diri kita ini.

Sebagai mahlukNYA, kita diberi kebebasan sebebas bebasnya, apapun yg ingin kita lakukan, lakukanlah, kita seperti Tuhan dari diri kita sendiri.
Kata anak muda sekarang: "yang penting guwa nggak ganggu orang laen"
Tapi kadang kita lupa, kita adalah mahluk yg terbatas, tidak abadi, fana adanya...
Padahal umur kita terbatas, kematian begitu dekat, bahkan lebih dekat dari tali sendal kita, lebih dekat dari urat leher kita...

Kita lupa beramal, sebagai sangu dan bekal untuk menghadapNYA kelak.
Jadi teringat lirik lagu dolanan anak anak di jawa:

Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo

Terjemahan bebas:
Pakaianmu sdh ada yang robek
Perbaikilah
Untuk menghadap nanti sore
Mumpumg masih ada waktu
Mumpung masih dikasih umur
Kelak kita akan gembira, bahagia

Semoga kita jadi hamba yg bisa menerima hikmah dariNYA..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar