Label

Selasa, 28 September 2010

Silaturrahim

Silaturrahim, Menebar Cinta Kasih PDF Print E-mail

Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturrahim, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu Majah).
Tak Sekedar Bersentuhan Tangan
Silaturrahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimanapun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerjasama untuk taat kepada Sang Pencipta.

SILATURRAHIM tidak sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati. Hal ini sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Yang disebut ber-silaturrahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan ber-silaturrahim itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR. Bukhari).

Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi kita melakukannya karena merasa malu atau berhutang budi kepada orang tersebut. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturrahim kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya walau harus menempuh jarak yang jauh dan melelahkan, maka inilah yang disebut silaturrahim. Apalagi kalau kita bersilaturrahim kepada orang yang membenci kita, seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturrahim yang sebenarnya.

Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat kepada para sahabat, "Hendaklah kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah". Para sahabat pun bertanya, "Apakah yang dimaksud itu, ya Rasulullah?" Beliau kemudian bersabda lagi, "Hendaklah kalian suka menghubungkan tali silaturrahim kepada orang yang telah memutuskannya, memberi sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada kalian, dan hendaklah kalian bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap kalian bodoh" (HR. Hakim).

Dalam hadits lain dikisahkan pula, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasulullah SAW kepada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturrahim" (HR. Bukhari Muslim).

Jadi, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan kepada sesama muslim. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok, menggunjing, dan memfitnah, maka rahmat Allah akan dijauhkan dari rumah tersebut. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara, bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bahwa bangsa dan negara tersebut akan terputus dari rahmat dan pertolongan Allah SWT.

Menebar Cinta Kasih
RASULULLOH SAW mengajarkan kepada kita agar supaya kita dapat “menjumpai” Allah SWT atau kita “dijumpai” oleh Allah SWT, yaitu dengan cara menebar kasih dengan bersilaturahmi kepada sesama manusia. Hal ini dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW sebagai berikut: Dari Abdillah bin Umar, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang yang memberikan cinta kasih itu diberi rahmat oleh Allah SWT, maka tebarkanlah cinta kasih kepada orang yang ada di muka bumi dan Allah SWT akan memberikan rahmat kepadamu.” (HR at-Turmudzi).

Kita diajarkan untuk rajin menyambung komunikasi, membagi simpati dan menebarkan empati kepada berbagai kalangan, berbagai strata sosial ekonomi, terutama kepada warga masyarakat yang sedang tidak beruntung, sedang sakit, kekurangan pangan, masyarakat miskin dan sebagainya. Setiap orang dari berbagai strata dan kelompok masyarakat dipastikan memiliki persoalannya sendiri-sendiri karenanya masing-masing perlu disapa secara khusus.

Kita perlu terus mendorong diri kita sendiri, keluarga kita, dan kita semua untuk terus menjalin silaturrahim, menebar kasih kepada sesama, menyapa masyarakat yang sedang tidak beruntung, membagi kebahagiaan kepada masyarakat miskin dan lain sebagainya. Tidak sepantasnya kita menghalangi, mengkritik atau bahkan memarahi seseorang yang rajin bersilaturahmi, mendatangi sesama warga masyarakat Indonesia di pelosok-pelosok desa yang tidak mendapatkan keadilan pembangunan. Seharusnya kita terus mendorong agar semakin banyak warga masyarakat yang bersilaturrahim mendatangi warga masyarakat miskin dan memberikan bantuan kepada mereka serta memberikan dorongan dan semangat agar mereka dapat bangkit dari keterpurukan.

Makna silaturrahim sangat dirasakan manfaatnya oleh berbagai kalangan di tanah air Indonesia. Silaturahmi dalam dunia pendidikan dapat diimplementasikan dengan mendirikian perguruan pendidikan yang menampung dan menerima para siswa dari berbagai strata sosial ekonomi. Para siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu namun memiliki kecerdasan harus diterima mengenyam pendidikan melalui sistem subsidi silang, yang mendapatkan bantuan sibsidi dari para siswa dari keluarga yang berkemampuan ekonomi.

Bersamaan dengan perkembangan hidup manusia dan perkenalan dirinya dengan berbagai ragam kehidupan di sekitarnya, persoalan yang dihadapi manusia pun tidak terbatas pada persoalan kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan sebagainya. Persoalan sosial baru yang muncul dalam bentuknya yang beragam juga menghimpit manusia.

Silaturrahim yang sarat dengan kasih sayang sangat dibutuhkan oleh mereka yang sedang terpuruk. Warga masyarakat yang sedang menderita sangat senang dikunjungi dan disapa oleh orang lain. Apalagi orang yang bersilaturahmi tersebut datang dengan senyuman sambil memberikan bantuan yang dapat meringankan beban penderitaan mereka.

Warga masyarakat yang sedang terpuruk merasa tidak berdaya antara lain karena tidak hadirnya cinta kasih kepada mereka. Mereka semestinya harus kita sapa dengan senyum silaturahmi. Kita berikan cinta dan perhatian kepada mereka sembari menumbuhkan harapan bahwa selalu ada hari depan lebih baik setelah keterpurukan untuk menyambut kembali kehidupan baru yang lebih cerah.
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa love heals atau cinta itu menyembuhkan. Secara terbalik kalimat tadi dinyatakan dengan “all disease is ultimately related to lack of love” atau dalam kata lain bahwa semua penyakit berakar pada ketiadaan cinta. Dalam bahasa Hadits di atas dapat dikatakan bahwa silaturrahim itu menyembuhkan dan semua penyakit berakar dari tiadanya silaturrahim. Silaturrahim itu dapat menyembuhkan karena ketika hal itu dilakukan berarti menebarkan rahmat Allah SWT. Sedangkan, rahmat oleh para ahli diartikan sebagai riqqah taqtadli al-ihsan ilal al-marhum, yaitu sikap penuh perasaan halus yang mendorong untuk memberikan kebaikan kepada yang diberi silaturrahim.

Apabila kelompok masyarakat yang beruntung di negeri ini mau bersilaturrahim, berkunjung dan menyapa dengan senyuman dan cinta kasih kepada warga masyarakat yang sedang terpuruk dan menderita di pelosok tanah air maka penyakit yang diderita bangsa ini akan dapat disembuhkan. Kebersamaan dan saling menolong dalam kerangka silaturrahim akan menumbuhkan semangat untuk menuju kehidupan baru yang lebih baik. Insya Alloh. //**

sumber: http://nuansaonline.net/index.php?option=com_content&task=view&id=147&Itemid=40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar