Label

Selasa, 30 Maret 2010

Renungan: Kalajengking Utusan Tuhan

Kalajengking Utusan Tuhan
Wednesday, 21 October 2009

DI dalam kitab At Tawwabin, Ibnu Qudamah menulis kesaksian seorang
ulama yang zuhud dan sangat takut kepada Allah. Kesaksian orang zuhud
melihat kalajengking yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan
seseorang.

Orang yang sangat zuhud itu bernama Yusuf bin Husain.Suatu ketika dia
bercerita. Pernah suatu ketika aku bersama Dzun Nun Al Mishri berada
di tepian sebuah anak sungai. Aku melihat seekor kalajengking besar di
tempat itu.Tiba-tiba ada seekor katak muncul ke permukaan dan
kalajengking itu kemudian naik di atas punggungnya.

Kemudian sang katak itu berenang menyeberangi sungai. Dzun Nun Al
Mishri berkata, ”Ada yang aneh dengan kalajengking itu, mari kita
ikuti dia!” Kami lantas menyeberang mengikuti kalajengking yang
digendong katak itu. Kami terperanjat ketika menjumpai seseorang
tertidur di tepian sungai yang tampaknya habis mabuk.

Dan di sampingnya ada seekor ular yang mulai menjalar dari pusar
kemudian ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit
telinganya. Kami lalu menyaksikan kejadian yang luar biasa.
Kalajengking itu tibatiba melompat secepat kilat ke tubuh ular itu dan
menyengat ular itu sejadijadinya hingga sang ular menggeliatgeliat dan
terkoyak-koyak tubuhnya.

Dzun Nun lalu membangunkan anak muda yang habis mabuk itu. Sesaat
kemudian anak muda itu terjaga. Dzun Nun berkata, ”Hai anak muda,
lihatlah betapa besar kasih sayang Allah yang telah menyelamatkanmu.
Lihatlah kalajengking yang diutus-Nya untuk membinasakan ular yang
hendak membunuhmu!”

Lalu Dzun Nun melanjutkan nasihatnya, Hai orang yang terlena padahal
Tuhan menjaga dari marabahaya yang merayap di kala gulita. Sungguh
aneh, mata manusia mampu terlelap Meninggalkan Tuhan Yang Kuasa Yang
melimpahinya berbagai nikmat. Setelah itu pemabuk itu berkata, ”Duhai
Ilahi, betapa agung kasih sayang- Mu sekalipun terhadap diriku yang
durhaka kepada-Mu.

Jika demikian, bagaimana dengan kasih sayang- Mu kepada orang yang
selalu taat kepada- Mu?” Pemuda pemabuk itu lalu meniti jalan menuju
Allah. Dia sering kali menangis setiap kali teringat masa lalunya yang
sia-sia. Dia terus meniti jalan Allah yang lurus, jalan untuk
orang-orang yang diberi nikmat sejati oleh Allah SWT. Kisah
kalajengking yang diutus oleh Allah sesungguhnya bisa terjadi pada
siapa saja dan kapan saja, termasuk pada diri kita.

Mungkin kita tidak menyadari bahwa Allah telah mengutus ”kalajengking”
untuk menyelamatkan kita dari bahaya ”ular” yang hendak membinasakan
kita. Kalajengking penyelamat itu bisa berbentuk hal yang
bermacam-macam dan ular yang hendak membinasakan kita juga bentuknya
bermacam-macam.

Bahaya itu bisa jadi misalnya berupa utang yang menumpuk, yang sangat
mengancam dan siap membinasakan. Terkadang orang yang memiliki hutang
menumpuk malah terlena dan sama sekali tidak sadar kalau dia sedang
dililit oleh ular yang sangat besar. Persis seperti pemuda mabuk tadi.
Atau dia sadar dililit ular besar dan pasrah sepenuhnya siap untuk
binasa,sebab sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Dalam kondisi kritis, berulang kali Allah menjaga hamba-Nya.Orang yang
utangnya menumpuk itu diberi jalan keluar oleh Allah. Berbagai macam
caranya Allah mengirimkan ”kalajengking” penyelamat itu.Bisa jadi ada
teman lama yang mendengar beritanya dan berkenan membantu
menyelesaikan utang-utangnya.

Bisa jadi Allah membukakan pintu bisnis yang baru. Yang dengan itu dia
bangkit lagi, bisa melunasi utangnya dan kembali hidup sentosa.Ada
bermacam-macam sebab, tetapi pada intinya Allah lah yang mengatur
semuanya. Cobalah sejenak kita ingat-ingat sejerah perjalanan hidup
kita.

Berapa kali sudah Allah mengirimkan kalajengking yang menyelamatkan
hidup kita? Berapa kali sudah Allah menolong kita dalam kesusahan dan
kesempitan yang mendera? Kalau kita jujur, pastilah berkali-kali.
Bahkan kalau kita jujur,setiap saat Allah melindungi kita dalam
perlindungan yang kita tidak menyadarinya.

Kita tidak sadar bahwa setiap detik Allah membersihkan darah kita dari
pelbagai jenis racun yang mematikan. Allah lah yang mengatur
pembersihan darah itu dengan membuatkan pabrik yang memproduksi zat
kimia alami untuk membersihkan darah.Pabrik itu bekerja dua puluh
empat jam tanpa henti.

Dan kita sama sekali tidak menyadarinya, atau kita malah ada yang
tidak mengetahuinya. Namun, dunia medis telah menjelaskan semua. Di
dalam tubuh kita, menurut keterangan ilmu medis, Allah membuat satu
pabrik ajaib yang namanya hati. Hati bisa disebut organ terbesar dalam
tubuh manusia dengan berat sekitar 1,5 kg.

Fungsinya sangat banyak, bahkan mencapai lebih dari 500 fungsi yang
bertalian erat dengan fungsi organ tubuh lainnya. Dengan fungsi yang
begitu banyak dan rumit, hati ibarat pabrik kimia serbaguna dan paling
canggih yang diciptakan oleh Allah, dengan jumlah 300 miliar sel yang
tidak bisa ditiru oleh teknologi manusia secanggih apa pun. Salah satu
fungsi hati adalah menyaring dan mengolah darah.

Dalam keadaan normal, organ hati dilintasi sedikitnya 1.400 cc darah
setiap menitnya atau hampir seperempat darah yang ada dalam tubuh
melintasi hati setiap menit. Ini adalah cara tubuh untuk membersihkan
darah. Hati menyaring darah yang melewatinya, lalu membersihkannya
dari unsur-unsur yang mengotori darah. Jika hati menyaring 1,4 liter
darah setiap menitnya, berarti dalam waktu satu tahun hati telah
menyaring lebih dari 525.000 liter darah.

Tanpa hati,manusia tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan akan mati
terbunuh oleh pelbagai racun yang masuk ke dalam tubuh,termasuk
obatobatan kimia sintesis, seperti antibiotik yang diresepkan oleh
dokter di mana-mana. Dan Allah lah yang menjaga kehidupan seseorang
dengan menciptakan hati dan menjaganya terus bekerja. Allah terus
menjaga kita siang malam.

Hanya saja, kita yang sering lalai dan sama sekali tidak menyadarinya.
Pertolongan dan kasih sayang Allah di dunia ini tidak hanya untuk
orang-orang yang taat saja.Orang yang bermaksiat sekalipun masih
mendapat cipratan kasih sayang Allah. Contohnya adalah pemuda mabuk di
atas. Dia tetap diselamatkan oleh Allah.Semestinya kasih sayang Allah
yang sedemikian agungnya membuat siapa pun insaf dan terjaga.

Yang taat kepada Allah semakin taat. Karena ketaatan kepada Allah itu
sendiri adalah bentuk kasih sayang Allah. Dan yang masih juga belum
taat, masih suka bermaksiat semestinya segera insaf. Bahwa ia masih
hidup dan bisa bernapas di dunia ini karena dilindungi oleh Allah SWT.

Hai orang yang terlena padahal Tuhan menjaga dari marabahaya yang
merayap di kala gulita Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap
Meninggalkan Tuhan Yang Kuasa Yang melimpahinya berbagai nikmat

Salatiga,20 Oktober 2009

Habiburrahman El Shirazy
Budayawan Muda,
Penulis Novel Ketika Cinta Bertasbih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar