Label

Minggu, 11 Desember 2011

Johnny Winter, Abu Dzar dan Zuhud

Menyaksikan DVD performance Johnny Winter yang bermain di Rockpalast tahun 1979, benar benar permainan electric blues guitar yang luar biasa. Dengan formasi hanya 3 personal, Drum, Bass Guitar dan Johnny Winter memegang lead guitar, seluruh penampilannya sungguh memukau.Solo guitar hampir memonopoli keseluruhan penampilan group tersebut.Bukan hanay pemain guitar, tapi Johnny Winter juga seorang songwriter, producer yang menghasilkan karya karya masterpiece dari tahun 1959 sampai sekarang.
Terakhir penulis menyaksikan DVD Festival Crossroad tahun 2010, Johnny masih tampil memukau, walau kelihatan sudah begitu tua (67 tahun), akan tetapi Mpu electric blues guitar ini masih sanggup tampil bersama guitaris guitaris muda lainnya. Tapi tetap saja superstar blues rock guitar itu tampil dengan bersahaja dengan permainan yg luar biasa.Berbeda dengan musisi yang sering kita lihat di TV dengan penampilan yang luar biasa, custom panggung yang glamour, tata lampu yang semarak, serta penari latar yang sexy gemulai, tapi musikalitas yang dihasilkan biasa-biasa saja. Tidak ada bedanya kalu kita beli kaset dan mendengarkannya.
Karena kebersahajaan penampilan tapi bisa membuat karya yang hebat,

Saya jadi ingat salah seorang sahabat Rosululloh sholallohu 'alayhi wasallam, Jundub bin Junadah bin Sakan atau yang lebih dikenal sebagai Abu Dzar Al-Ghifari yang berasal dari suku Ghifar, suku yang terkenal dengan profesinya sebagai perampok dan penyamun. Akan tetapi Abu Dzar adalah seorang awalul mukminin, yang langsung menghadap Rosululloh untuk masuk Islam di Mekah.
Ada suatu kisah yang sangat luar biasa hikmahnya.
Pada suatu ketika, Rasulullah Sholallohu 'Alayhi Wasallam mengajukan pertanyaan kepadanya. "Wahai Abu Dzar, bagaimana pendapatmu bila menjumpai para pembesar yang mengambil upeti untuk diri mereka?"

Ia menjawab, "Demi Allah yang telah mengutus anda dengan kebenaran, akan saya tebas mereka dengan pedangku!"

"Maukah kau kutunjukkan jalan yang lebih baik dari itu? Bersabarlah hingga kau menemuiku!"

Abu Dzar akan selalu ingat wasiat guru dan Rasul ini. Ia tidak akan menggunakan ketajaman pedang terhadap para pembesar yang mengambil kekayaan dari harta rakyat sebagaimana ancamannya dulu. Namun ia juga tidak akan bungkam atau berdiam diri mengetahui kesesatan mereka. Dia menolak kemewahan dan jabatan dan tidak pandang bulu dengan pelanggaran, kemaksiatan, korupsi dan kesewenang-wenangan penguasa, walaupun yang dihadapinya orang-orang berpangkat tinggi dan dekat dengan Rosululloh. Dia berjuang dengan lisannya, sesuai amanat dan ajaran Guru dan Rosululloh. Sehingga banyak pejabat yang gerah dan risih berdekatan dengannya, tapi banyak kaum dhuafa, faqir, miskin yang sangat dekat dengannya.
Dan itu dilakukannya sampai maut menjemputnya. Yang hanya ditemani istrinya, dan ketika Ibnu Mas'ud menjumpai jenazah Abu Dzar, dia berkata "Benarlah ucapan Rasulullah, anda berjalan sendirian, mati sendirian, dan dibangkitkan kembali seorang diri!"
Abu Dzar berjuang memerangi ketidak adilan, kesewenang-wenangan, korupsi dan kemaksiatan hanya denga lisan dan perbuatan (contoh), tidak dengan kekerasan. Karena begitulah wasiat dan ajaran Sang Guru dan sekaligus Rosululloh yang diajarkan padanya. Dan itu dilaksanakannya dengan konsisten sampai ajal menjemputnya.

Kesederhanaan, ternyata membuat seseorang lebih mulia dimata Tuhan, lebih diagungkan manusia ketika dia tiada. Berlian tidak akan kelihatan bersinar ketika diletakkan diatas kain yang berwarna warni. Tapi dia akan kelihatan bersinar ketika ditaruh diatas kain hitam.
Islam mengajarkan kita untuk bersahaja, zuhud dalam hidup yang hanya sekali ini. Zuhud bukan anti kekayaan,tanpa harta dan hidup miskin. Mengenai zuhud disebutkan dalam sebuah hadits,

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِىِّ قَالَ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِىَ اللَّهُ وَأَحَبَّنِىَ النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ازْهَدْ فِى الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِى أَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّوكَ ».

Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah)
Raihlah harta dunia untuk menjaga kehormatan dari meminta-minta, miliki harta untuk menolong sesama dan menjaga keta'atan pada Robb, Tuhan semesta alam.

Seperti firman Alloh dalam al Quran:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (17)

“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al A’laa: 16-17)

Dan sabda Rosululloh:

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya harga dunia itu di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk tentu Allah tidak mau memberi orang orang kafir walaupun hanya seteguk air.” (HR. Tirmidzi no. 2320)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar