Label

Minggu, 01 Agustus 2010

Ibu Rumah Tangga - Muliakah?

Seringkali kita mendengar ungkapan orang terhadap seorang perempuan:"untuk apa kamu sekolah tingi-tinggi kalau akhirnya kamu ngurusi dapur juga"
Atau ada lagi yang lebih kejam: "sekolahlah yang tinggi, agar kelak jangan cuma jadi perempuan yang ngurusin dapur saja"

Seakan akan profesi ibu rumah tangga adalah profesi yang rendah, tidak perlu pendididkan tinggi, pekerjaan yg marginal, dan bagi ekonom jasa seorang ibu rumah tangga tidak dihitung sebagai bagian dari Pendapatan Nasional Bruto.
Apakah benar pendapat diatas?

Mari kita tengok sejarah manusia purba, bukankah ilmu pertanian, pada mulanya diciptakan oleh ibu rumah tangga. Pada jaman dulu manusia purba, makan dari berburu binatang yang dikerjakan oleh laki-laki. Sementara kaum perempuan tetap tinggal dirumah mengurus anak. Nah, pada saat itulah, untuk mengisi waktunya para kaum ibu ini, sambil mengasuh anaknya, mereka mencoba untuk menanam tanaman yang dapat dimakan. Jadi tidak mengandalkan mencari tanaman dihutan. Dari sinilah budi daya tanaman untuk konsumsi manusia dimulai.
Bayangkan, kalau tidak ada penemuan cocok tanam yang ditemukan kaum ibu pada saat itu, adakah kita bisa mempunyai teknologi pertanian modern seperti sekarang ini?
Justru pekerjaan berburu menjadi pekerjaan purba, dan di jaman modern hanya jadi kegemaran atau hobby orang tertentu.
Apa jadinya dunia saat ini, jika tidak ada ilmu pengetahuan pertanian modern? Bisa bisa ras manusia musnah...!

Anehnya, di jaman modern ini, justru profesi ibu rumah tangga seperti jadi profesi marginal. Perempuan yang tidak bisa bekerja di sektor formal, katakanlah sebagai orang kantoran, maka profesi ibu rumah tangga menjadi pilihan terakhir. Seakan akan ibu rumah tangga adalah "pekerjaan sisa" yang dianggap kurang bergengsi, tidak perlu keahlian khusus dan bisa dikerjakan oleh semua perempuan.
Apakah benar begitu?

Sejatinya, pekerjaan ibu rumah tangga tidak mudah. Tidak semua perempuan walau berpendidikan tinggi sekalipun bisa menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik. Seorang wanita yang sehat, bisa dipastikan bisa menjadi seorang ibu, manakala dia bisa melahirkan seorang anak. Tapi untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik?...nanti dulu...
Dia boleh saja mempunyai pendidikan yang tinggi, profesi yang dihormati, tapi jika dia tidak dikaruniai oleh Yang Maha Kuasa mempunyai hati yang "ikhlash" untukmenjadi seorang ibu rumah tangga, mustahil dia akan menjadi ibu yang baik. Dan sangat tidak mungkin dia bisa menghasilkan putra putri yang mumpuni, cerdas, trengginas dan menjadi pemimpin yang bermanfaat bagi orang lain.

Ya..."ikhlash" adalah kata kuncinya...

Kata ikhlash berasal dari bahasa arab, yang artinya kurang lebih murni, bersih, tulus, rela (bisa dilihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia atau Tesaurus Bahasa Indonesia)
Jadi kalau tidak memiliki hati yang bersih, bekerja hanya untuk kepentingan orang lain, untuk menjadikan orang lain menjadi mahluk yang semakin hari semakin baik dan sama sekali tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun, sangat mustahil seseorang bisa menjadi seorang Ibu Rumah Tangga...
Dalam Islam kedudukan ibu begitu sangat dimuliakan, banyak ayat ayat dalam Al Qur'an dan sabda Rosululloh Muhammad Sholallohu 'alayhi wasallam yang begitu memuliakan seorang ibu.
Tidak cukup satu dua lembar untuk menulis begitu mulianya seorang ibu dimata Alloh Subhana wa Ta'ala

Marbot
4 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar