Label

Sabtu, 15 Februari 2014

SYUKUR: Pengikat Keimanan

SYUKUR: Pengikat Keimanan


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ


Dan [ingatlah juga], tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah [nikmat] kepadamu, dan jika kamu mengingkari [nikmat-Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (S.Ibrahim ayat 7) .



Ayat diatas menunjuk kan wajibnya bersyukur, sb ada ancaman apabila kita tdk melaksanakannya. Akan tetapi اَللّهُ juga memberi reward, ganjaran atau pun penghargaan atas kewajiban yg diperintahkan NyA. Ya itu dengan menambah kenikmatan yg kita syukuri.


Syukur bisa kita lakukan dg cara:


1. Hati


Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang kita peroleh, baik besar, kecil, banyak maupun sedikit semata-mata karena anugerah dan kemurahan اَللّهُ 


Syukur dengan hati dapat mengantar seseorang untuk menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan, betapa pun kecilnya nikmat yang diberikan اَللّهُ kpd nya .

Maka akan terlontarlah dari mulut hamba ini kalimat pujian kpd  Sang Pemberi: اَلْحَمْدُلِلّهِ 


2. Lisan


Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa اَللّهُ segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari  spontan ia akan mengucapkan “Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah).

Karenanya, apabila ia memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya tetap memuji  اَللّهُ 

Sebab ia yakin dan sadar bahwa orang tersebut hanyalah perantara yang اَللّهُ kehendaki untuk “menyampaikan” nikmat itu kepadanya.

Dan apabila kita memuji seseorang karena kebaikan nya  mk pd intinya kita memuji اَللّهُ krn Dia adl Pemilik segala kebaikan.


3. Perbuatan 

Rosululloh  Muhammad  SAW bersabda:

“Sesungguhnya اَللّهُ  senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya”

(HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr).


Maksud dari hadits diatas adalah bahwaAllohh menyukai hamba yang menampakkan dan mengakui segala nikmat yang dianugerahkan kepadanya.

Misalnya: Orang yang kaya hendaknya membagi hartanya untuk zakat, sedekah dan sejenisnya.

Orang yang berilmu membagi ilmunya dengan mengajarkannya kepada sesama manusia, memberi nasihat, dsb.


Maksud membagi diatas bukanlah untuk pamer, namun sebagai wujud syukur yang didasaari karena-NYA


4. Menjaga dan me melihara.


Karena tahu dan sadar bhw segala kenikmatan itu bisa saja hilang, mk hamba yg sadar akan berusaha keras utk menjaga dan me melihara kenikmatan tersebut.

Org yg diberi kesehatan akan berusaha menjaga dan memeliharA kesehatannya, dg bergaya hidup sehat, berolahraga dan segera ber obat jk sakit mendatanginya.


Hamba yg bersyukur diberi Keimanan, akan berusaha menjaga dan memelihara Keimanan tersebut. Banyak mengaji, gemar mendengar kan nasehat agama yg mengajak kebaikan, bergaul dg org org yg baik, sholih dan ridlo menjalAnkan syariat agama.

Hamba yg sadar akan selalu bersyukur agar Keimanan tdk lepas sb jika dia tdk menjaga keimanan nya mk akan rugilah dirinya didunia maupun diakhirAt.


Itulah sebabnya SYUKUR adalah Pengikat Keimanan, jika kita tdk bersyukur mk akan mudah lah Keimanan lepas dari diri ini.

Na'udzubiLLahi min dzalik...




Wassalam