Label

Minggu, 29 Juli 2012

Kebiasaan Tak Sehat Orang Indonesia Saat Berpuasa

Kebiasaan-kebiasaan Tak Sehat Orang Indonesia di Bulan PuasaSaat bulan Ramadan tiba, seluruh umat Muslim di dunia diwajibkan menunaikan ibadah puasa. Tak hanya untuk mendapatkan pahala, berpuasa juga banyak memberikan manfaat kesehatan. Sayangnya, ada beberapa kebiasaan orang Indonesia yang dinilai tidak sehat dan justru membuat puasa terasa semakin berat.
Jika dilakukan dengan benar, puasa memberikan banyak manfaat untuk kesehatan, antara lain detoksifikasi (membersihkan tubuh), memicu proses penyembuhan dan penurunan berat badan.
Namun beberapa kebiasaan berikut dapat membuat ibadah puasa terasa berat dan juga tak sehat untuk tubuh

1. Banyak makan manis saat sahur
Menurut Dr Tati, makanan yang terlalu manis dan karbohidrat sederhana akan meningkatkan gula darah secara cepat namun kemudian akan menurunkannya secara drastis, yang akhirnya akan menyebabkan tubuh kekurangan zat gula sebagai zat tenaga sehingga tubuh cepat lemas, cepat lapar dan mengantuk.

2. Langsung tidur sehabis sahur
“Setelah makan, makanan akan disimpan di dalam lambung. Nah, ketika Anda langsung tidur sehabis sahur, maka makanan itu akan berbalik arah lagi ke atas. Setidaknya beri jedah 1-2 jam,” ujar Dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, dari FKUI-RSCM.

Kondisi ini disebut refluks esofagus. Bila ini terjadi, makanan yang baru saja mencapai lambung akan berbalik arah ke kerongkongan dan membawa asam lambung. Akibatnya, kerongkongan akan terasa kering, panas, membuat mual, mulas dan ingin muntah. Ini akan semakin parah pada penderita maag.

3. Buka puasa pakai gorengan
Gorengan membawa efek yang tidak baik untuk saluran tenggorokan dan pencernaan, terutama bagi orang yang seharian mengosongkan perut. Makanan yang tinggi lemak seperti gorengan akan membuat orang rentan terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung.

Hal ini tidak baik untuk orang yang baru berbuka puasa. Karena setelah 14 jam lambung kosong, tubuh butuh nutrisi yang cukup, tapi dengan adanya lemak tubuh akan merasa sudah kenyang dan akhirnya penyerapan nutrisi pun terhambat.

4. ‘Balas dendam’ saat buka puasa bikin kolesterol naik
“Puasa sebenarnya bagus sekali untuk kesehatan tubuh, sepanjang orang mau membatasi pola makannya. Dan tidak ada itu kata balas dendam,” ujar dr Arieska Ann Soenarta, Sp.JP (K), spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah RS Harapan Kita.

Menurut dr Ann, banyak sekali kecenderungan orang makan tidak terkontrol pada bulan puasa, terutama pada saat buka puasa. Hal ini dapat diamati dengan penuhnya restoran-restoran mahal yang menyajikan berbagai makanan termasuk makanan berkolesterol tinggi, di saat buka puasa.

5. Puasa malah makin gemuk karena makan berlebihan
“Pada prinsipnya, orang menjadi gemuk karena makanan yang dikonsumsi lebih banyak dari makanan yang diolah menjadi tenaga. Hal ini banyak terjadi di bulan puasa,” ungkap Dr Samuel Oetoro, SpG.K., ahli gizi klinik FKUI-RSCM.

Biasanya orang yang berpuasa akan makan berlebihan ketika sahur karena takut lemas atau makan balas dendam saat buka. Sedangkan di pagi dan siang harinya, aktivitas fisik yang dilakukan berkurang, banyak tidur dan jarang sekali bergerak. Alhasil, lemak menumpuk dan akhirnya berat badan meningkat.

semoga bermanfaat…

Senin, 09 Juli 2012

Bonny : In memoriam

BONNY: In Memoriam

"Jadi kalau dr tol buah batu keluar arah buah batu nanti setelah lewat pasar kordon ada putar balik dan di pasar kordon belok kiri lurus aja kurang lebih 1km diselah kiri agak masuk kedalam ada mesjidnya biruu besar dan bertingkat jam berapa loe jalan nanti gw gambarin gw kirim BB"

Begitulah sms terakhir yg sy terima, ktk menanyakannya dimana masjid terdekat dr Polda Jabar...
Krn hari jum'at pagi saya mendapat panggilan dari Polda jabar utk BAP, sehubungan kasus tanah di Wilayah kerja Polda Jabar.

Saya hanya menanyakan dg sepotong kalimat ringan saja, tp almarhum menjawab dg. Antusias dan semangat utk membantu sahabatnya menemukan masjid terdekat, agar bisa sholat jum'at dg khusyu'. Bahkan masih ditambah dg coretan gambar peta yg dibuatnya dan difoto serta dikirim lewat bbm...
Tidak pernah terlintas dipikiran saya, itulah komunikasi terakhir saya dengan almarhum. Lebih saya sesalkan lagi, saya belum sempat bersyukur dan berterimakasih secara tulisan atas bantuan almarhum tersebut...

Puncaknya dini hari tadi saat sempat tahajud dan berdo'a, tak henti2nya ....
...Air mata ini mengalir... Serasa ada yg hilang dr tubuh saya ini... Pagi yg dingin dan sejuk ini tdk ada "Ping" dr BB yg membangunkan saya utk sholat malam...utk berdo'a dan bermujat dg Sang Pencipta..ILLahi Robb... sy terbangun dg sendirinya dan menengok bb yg diam, dan tdk ada ucapan "pagi masSet"....
Baru sadar, sahabat yg biasa menyapa saat tahajud, sdh "berpulang" menghadap Dzat yg Paling DiCintainya..Tuhan Semesta Alam..

Hingga subuh menjelang, spt biasa, sy bangunkan istri dan anak2 utk sholat subuh berjama'ah...
Ketika pada raka'at kedua, saya membaca surat Az-Zalzalah..tiba pada ayat ke 7-8, tenggorokan in tak sanggup mengeluarkan suara..

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (az-Zalzalah: 7-8)

Sebab turunnya ayat
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Jabir yang berkata, "Tatkala turun ayat, 'Dan mereka.memberikan mak anan yang disukai- nya...' kaum muslimin berpikiran bahwa mereka tidak akan diberi pahala jika melakukan kebaikan yang kecil, sementara yang lain berpandangan bahwa mereka tidak akan mendapat siksaan jika melakukan dosa-dosa kecil, seperti berbohong, melihat kepada yang haram, menggunjing, dan hal-hal sejenis. Mereka antara lain berkata, 'Sesungguhnya Allah hanya menyiksa orang-orang yang melakukan dosa besar' Allah lalu menurunkan ayat, 'Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrahr niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya'.


Kenapa saya tak kuat membaca ayat itu?

Sebab saya teringat sentuhan bantuan almarhum, walaupun kecil kecil, tapi besar artinya bagi saya..
Seperti mengantarkaan titipan/amanah teman yg lain, antar jus bawang putih, sampai membawakan saya ayam goreng Al Baik waktu almarhum umroh....
Secara hitungan duniawi, nilainya tdk seberapa, tapi secara bathin saya, itu bantuan dan sentuhan amalan yg luar biasa yg bisa diberikan seorang sahabat...

Ayat tadi mengingatkan saya, agar jangan anggap remeh bantuan sekecil apapun, sb Alloh akan membalasnya dg pahala disisiiNYA. Dan sebaliknya jangan anggap remeh perbuatan tercela, berapapun kecilnya, Alloh pun akan mengganjarnya dg catatan buruk disisiNYA (na'udzubillahi min dzalik)

Sekarang rekan Bonny sdh berpulang dan terlelap dlm istirahat terpanjangnya. Menunggu panggilan berikutnya untuk menuju rumah abadi, rumah yg dibangun, ditata dan diwarnai dengan kebaikan amal ibadahnya di dunia...

Selamat beristirahat "Kak Bon" Kamu tlah banyak mengajarkan kami bagaimana ber sahabat dg ikhlash, bagaimana beramal secara sederhana, bagaimana beribadah tanpa riya', bagaimana perbuatan kecil tapi bermanfaat utk orang banyak...

Saya cuma bisa berdo'a agar rumah indahmu sdh selesai dan menunggu penghuni dan pemiliknya untuk ditempati..dan berkumpul dengan ayah bunda yg sdh lbh dulu pulang...dan putra kebanggaanmu kelak bisa menggantikan ayahnya, menjadi putra yg sholih, pelindung bundanya, pejuang agama yg tangguh serta menjadi putra yg kelak menjadi penggerak generasinya menjadi generasi yg lbh baik dari kami semua...

Trumakasih dan jazakallohu khoyron atas bantuaan Kak Bon selama hidupmu. Kami hanya bisa membalas dengan do'a yg mungkin bisa menambah ketenangan istirahat panjangmu...

Wassalam
Setiawan

Mengapa Mati Mendadak?

Mengapa Mati Mendadak?
11 Agustus 2009 pada 4:22 am | Ditulis dalam Kesehatan | 1 Komentar
Oleh Dr Handrawan Nadesul, Dokter Umum
(http://id.wikipedia.org/wiki/Handrawan_Nadesul)
Sumber: Kompas Cyber Media

Kasus mati mendadak sering kita dengar dalam hidup keseharian kita. Apa sesungguhnya di balik kematian mendadak itu? Apakah betul tidak hujan tidak ada angin sekonyong-konyong orang bisa mati ?

Bisa !

Di luar kasus penganiayaan berat, orang bisa sekonyong-konyong mati mendadak kendati sebelumnya tampak sehat-sehat saja. Namun, makna sehat di sini belum tentu berarti betul secara medis terbilang sehat.

Mungkin kelihatannya saja sehat, tapi sesungguhnya mengidap penyakit yang tak dirasakan atau tidak pula menunjukkan gejala maupun tanda-tanda. Penyakit jantung khususnya. Mengapa?

Pertama, karena penyakit jantung penyebab paling sering berujung kematian mendadak. Tidak semua orang terbiasa memeriksakan diri, paling kurang untuk check up. Perlahan tapi pasti, tanpa disadari, proses penyakit jantung yang mungkin sudah lama diidap terus saja berkembang.

Gangguan Jantung

Adapun penyakit jantung meliputi kasus-kasus (1) koroner, (2) pembengkakan jantung (akibat darah tinggi lama), (3) kelainan jantung bawaan (kebocoran jantung), dan bisa juga akibat serangan (4) infeksi jantung baik yang baru didapat maupun yang dulu (sehingga merusak otot
jantung, katup, atau pembuluh darahnya).

Apa pun jenis kasus penyakit jantungnya, ujungnya bisa berisiko kematian mendadak.

Kedua, tidak semua kasus penyakit jantung sudah memperlihatkan gejala atau menimbulkan keluhan pada awalnya. Tergantung jenis penyakit jantungnya, seberapa parah derajat penyakitnya, dan hal-hal lain apa saja yang memperberat penyakit jantungnya, sehingga pada suatu saat, sekadar sekali sontekan kecil saja mendadak penyakitnya sudah langsung berat, lalu mematikan.

Pengidap diabetes lama yang sudah berkomplikasi ke koroner jantung, sering tak merasakan keluhan nyeri dada (angina pectoris), si gejala jantung koroner paling khas. Itu sebab angka kematian mendadak karena serangan jantung lebih banyak dialami pengidap diabetes lama yang tak pernah memeriksakan kondisi jantungnya.

Itu alasan dalam ramalan medis tak mustahil kalau orang yang kelihatan sehat bisa saja mati mendadak. Namun, tentu tidak semua kasus serangan jantung yang berisiko merenggut nyawa pasti berakhir dengan kematian. Sekiranya saja ada kemudahan mendapatkan pertolongan pertama dan pasien tidak sedang berada seorang diri, ancaman kematian oleh serangan jantung mestinya bisa digagalkan.

Kalau saja tersedia pertolongan gawat darurat di tempat kejadian atau lekas-lekas mendapat pertolongan dalam hitungan golden hour (hitungan jam) dengan �resusitasi jantung-paru-paru� (CPR, Cardiopulmonary resuscitation), keadaan jantung mendadak berhenti berdenyut atau cardiac arrest, bisa dibuat batal merenggut nyawa.

Penyebab Gangguan

Jantung dapat terganggu fungsinya oleh sejumlah penyebab. Paling sering penyebabnya adalah sumbatan koroner.
Kita tahu penyakit jantung koroner urusan puluhan tahun. Jika lemak darah (kolesterol, trigliserida) dibiarkan tinggi untuk waktu lama, lambat laun akan terbentuk �karat lemak� pada dinding koroner, selain pada pembuluh darah mata, ginjal, dan otak.

�Karat lemak� pada pembuluh darah orang modern sudah mulai terbentuk sejak usia remaja. Tanpa mengontrol lemak darah dengan obat dan diet, diperkirakan cuma perlu waktu sepuluhan tahun untuk menjadikan pipa pembuluh koroner menjadi tersumbat total.

Namun, jauh hari sebelum pembuluh koroner tersumbat total akibat kekurangan jatah makanan (aliran darah pemasok oksigen), jantung seharusnya sudah lama menjerit. Jeritan jantung ini yang muncul sebagai gejala nyeri dada spesifik. Nyeri seperti tertiban, tertindih, tertekan barang berat di atas dada. Nyerinya bersifat menjalar ke lengan, leher, pundak, dan punggung.

Awalnya nyeri hanya berlangsung beberapa detik. Namun, jika lemak darah tidak dikontrol, dan pola gaya hidup tetap berisiko memperburuk koroner, serangan gejala nyeri dada semakin hari semakin berlangsung lama. Nyeri dada yang semakin hari semakin lama mencerminkan sumbatan koroner sudah semakin menebal, dan sumbatan koroner sudah semakin menutup penampang pipa pembuluh, yang berarti pasokan oksigen buat otot jantung yang dilayaninya semakin tipis saja.

Proses penyumbatan �karat lemak� bisa dihentikan bila lemak darah dan semua faktor risiko koroner ditiadakan. Sayangnya lebih banyak pengidap koroner yang abai, sehingga bukan jarang mati mendadak acap berlangsung di kamar hotel (kematian di atas pelana kuda) bersama pasangan seks yang bukan istri sendiri (sebab seks bukan dengan istri umumnya jauh lebih hot), atau saat tengah di meja makan (kelewat kenyang), atau di kamar mandi (mendadak paparan hawa dingin), atau di perjalanan (keletihan, stres, perubahan jadwal harian).

Meniadakan Faktor Risiko

Kita tidak mungkin bisa meramalkan kapan saatnya seseorang akan mengalami serangan koroner, kecuali hanya menduga saja bahwa akan datang harinya entah kapan kalau saja seseorang membiarkan hidupnya tetap di bawah ancaman berisiko koroner.
Antara lain membiarkan lemak darah tinggi, mengidap darah tinggi, kencing manis, perokok, gemuk. pola dan gaya hidup sedentary).

Yang sebetulnya dapat dilakukan oleh mereka yang berisiko koroner atau pengidap kelainan jantung lain, seberapa bisa meniadakan semua faktor risiko itu dan mengubahnya dengan pola dan gaya hidup yang berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya, seperti dengan kembali makan teratur, tidur teratur, ada waktu jeda, kendurkan stres, cukup bergerak badan.

Yang perlu diperhatikan, pengidap jantung koroner berupaya membangun kebiasaan hidup teratur. Bagi pengidap jantung, setiap perubahan jadwal harian berisiko mengganggu kerja faali jantung yang sudah diset. Maka waspada kalau harus begadang, terlambat makan, tidak tidur siang, atau kelebihan beban kerja fisik, serta kebanjiran stres. Serangan jantung sering terjadi pada kondisi yang berubah dari kebiasaan sehari-hari seperti itu.

Jangan mandi dingin, terpapar hawa atau angin kencang sewaktu berjalan kaki, tidak mengedan kuat sewaktu buang air besar, makan kelewat kenyang, kurang waktu jeda, minum obat tidak sesuai jadwal atau dengan dosis memadai. Termasuk mewaspadai pola kegiatan seksual yang kelewat hot, serta menjauhkan olahraga statis (angkat beban, menggotong barang berat, misalnya).

Jangan abaikan pula keluhan perut jika tahu mengidap penyakit jantung karena gangguan perut bisa merupakan bagian dari gejala penyakit jantung juga. Jika pernapasan kurang lapang, mendadak sesak napas, mudah letih, dan tiba-tiba jantung berdebar tanpa sebab, bagian yang perlu mendapat perhatian mereka yang berisiko jantung koroner, atau sudah mengidap penyakit jantung lain sebelumnya (jantung bawaan, pembengkakan jantung, atau kelainan otot jantung oleh serangan koroner sebelumnya, atau kerusakan otot jantung oleh infeksi, efek samping obat, atau penyakit lain).

Ingat, ada jenis obat penurun lemak darah yang efek sampingnya merusak otot jantung (cardiomyopathia). Kerusakan otot jantung memperburuk penyakit jantung yang sudah ada.