Label

Selasa, 24 Januari 2012

Jaringan Yahudi di Indonesia Sudah Ada Sejak Zaman VOC

http://www.akhirzaman.info/secret-societies/101-the-builders/1792-jaringan-yahudi-di-indonesia-sudah-ada-sejak-zaman-voc.html

‘Tuhan’ Sembilan Senti

Oleh : Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi bukan perokok,
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di parlemen anggota DPR merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi bukan perokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa dan dosennya merokok berjamaah,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok kadang juga bersama sang dokter,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Di kamar kecil sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi bukan perokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.

25 penyakit ada dalam khamr, maka khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging babi,
dan babi diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan ?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan.
Para ulama ahli hisap itu terkejut,
banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.

Sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarna-warni,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Selasa, 17 Januari 2012

Bisnis ICT di Indonesia, siapa menikmati?

Oleh: Firdaus cahyadi



Pemerintah diminta tidak tunduk pada tekanan asing



Tahun 2011 lalu menjadi sebuah tahun yang begitu indah bagi pemain bisnis ICT (Information and Communication Technology). Bagaimana tidak, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring, bisnis ICT di Indonesia meningkat pesat di tahun 2011.



Seperti ditulis oleh portal berita Antaranews.com, Menkominfo Tifatul Sembiring memperkirakan bisnis informasi dan telekomunikasi selama 2011 mencapai Rp360 triliun atau tumbuh sekitar 20 persen dalam dua tahun terakhir. Indikasinya, tentu saja adalah peningkatan pertumbuhan penjualan gadget dan peningkatan pengakses internet.



Seiring dengan perkembangan teknologi ICT, masyarakat memang nampak menjadi semakin konsumtif. Di bulan November 2011 silam misalnya, antrean pembeli BlackBerry telah menimbulkan puluhan orang terluka. Sebelumnya, pada bulan Juli 2011, antusiasme masyarakat untuk mendapatkan ponsel Xperia PLAY yang pada saat itu resmi dijual perdana di Jakarta terlihat jelas dengan panjangnya antrian sejak pukul 6 pagi.



Tanda-tanda meningkatnya bisnis ICT di tahun 2011 sebenarnya sudah nampak sejak tahun 2010 silam. Studi terbaru lembaga penelitian ROA (Research On Asia) Group pada tahun 2010 misalnya, mengungkapkan perkembangan pasar telepon selullar (ponsel) Indonesia terus tumbuh pesat. Menurut penelitian itu, pengguna ponsel di Indonesia tercatat sebanyak 68 juta pada akhir tahun 2006 dan akan tumbuh menjadi 94,7 juta pada tahun 2007. Pada tahun 2010, angka pengguna ponsel di Indonesia pun diprediksikan mencapai angka 133 juta.



Hal yang sama juga terjadi pada pertumbuhan penjualan laptop atau komputer jinjing di Indonesia. Merujuk data International Data Corp (IDC) menyebutkan bahwa total penjualan laptop semester I tahun 2010 mencapai 2,18 juta unit, tumbuh 32,46 persen dibandingkan dengan total penjualan laptop semester I tahun 2009 yang hanya sebesar 1,6 juta unit.



Pengguna internet di Indonesia pun juga mengalami pertumbuhan pesat. Menurut Buku Putih “Komunikasi dan Informatika Indonesia” yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2010 menyebutkan bahwa pada tahun 2007-2008, akses internet dalam rumah tangga Indonesia mengalami peningkatan pesat.



Pada tahun 2007, menurut buku putih tersebut, prosentase keluarga Indonesia yang memiliki akses internet sebesar 5,58 persen. Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56 persen. Sementara menurut Plt Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan, seperti ditulis oleh detik.com Juni 2010, mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 45 juta.



Sementara dari sisi perangkat yang digunakan, mayoritas pengguna internet di Indoensia mengaksesnya melalui handphone. Menurut data Effective Measure, firma yang memiliki spesialisasi dalam pengukuran statistik web, sebanyak 61,88 persen dari pengguna Internet Indonesia mengakses melalui ponsel.



Pertanyaannya kemudian adalah dari serangkaian angka-angka pertumbuhan pengguna ICT di Indonesia itu kemanakah uang mengalir? Jangan-jangan ada aliran uang dalam jumlah besar yang mengalir keluar negeri dari gegap gempita sambutan warga Indonesia terhadap perkembangan ICT di dunia.

Seperti tersebut di atas bahwa jumlah pengguna ponsel meningkat pesat dan juga mayoritas pengakses internet di Indonesia juga menggunakan ponsel dalam mengaksesnya. Sekarang mari kita lihat jumlah impor ponsel di Indonesia dari tahun ke tahun.



Ponsel China

Menurut data dari Asosiasi Importir Selullar Indonesia, seperti ditulis salah satu media massa di Jakarta, menyebutkan bahwa pada tahun 2009, Indonesia mengimpor ponsel buatan China sebanyak 6,3 juta unit, sementara dari negara lain sebanyak 4,2 juta unit. Pada tahun 2010, impor ponsel dari China sebanyak 9,6 juta unit dan dari negara lain menurun menjadi 2,4 juta unit.



Nah, bagaimana dengan bisnis operator selular di Indonesia? Menurut data dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, menyebutkan bahwa hingga kuartal I tahun 2010, pelanggan telkomsel sebanyak 88.950.000. Sementara pelanggan Indosat sebesar 39.100.000, XL Axiata 32.924.000, Hutchinson 7.311.000 dan Natrindo 4.105.156.



Untuk melihat ada atau tidaknya potensi uang mengalir ke luar negeri, tentu kita harus melihat komposisi dari pemegang saham lima besar operator selullar di Indonesia tersebut. Menurut data dari Litbang sebuah media massa yang terbit di Jakarta menyebutkan bahwa kepemilikan asing dalam Telkomsel mencapai 35 persen, Hutchinson 60 persen, Indosat 70,14 persen, XL Axiata 80 persen dan Natrindo 95 persen.



Hal yang sama juga terjadi pada produk laptop. Dari tahun ke tahun impor laptop di Indonesia semakin meningkat. Seperti ditulis sebuah media massa yang terbit di Jakarta, sampai November 2009, nilai impor komputer jinjing telah menembus 461 juta dollar AS. Angka ini melonjak 30,4 persen dibandingkan impor laptop seluruh tahun 2008 yang hanya 353,4 juta dollar AS. Dari nilai impor itu, laptop China menguasai 90,4 persen atau 416,7 juta dollar.



Potensi mengalirnya uang dalam bisnis telematika juga nampak pada penggunaan nama domain internet. Menurut data dari PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia), website yang menggunakan domain indonesia (id) hanya 58.793. Sementara yang menggunakan domain internasional sebanyak 198.295. Apa ini artinya? Jika harga domain internasional itu katakanlah Rp 8.000, maka sudah miliaran uang keluar dari negeri ini.



Melihat melimpahnya potensi uang mengalir ke perusahaan-perusahan ICT asing itulah tak heran muncul tekanan dari forum regional dan internasional kepada Indonesia untuk merubah paradigma bahwa ICT bukan lagi sesuatu yang vital dan menguasai hajat hidup orang banyak, melainkan hanya komoditas. Karena itu pasar ICT harus dibuka. Pernyataan itu tercantum dalam penjelasaan RUU Konvergensi Telematika yang kini sedang dibahas pemerintah.



Nah, sekarang bola panas ada di tangan pemerintah. Jika pemerintah menuruti tekanan internasional yang menginginkan perubahan paradigma bahwa ICT sekedar komoditas dan untuk itu pasar harus dibuka lebar, maka uang dari bisnis ICT akan terus mengalir ke perusahan-perusahaan asing. Atau pemerintah memiliki paradigma alternatif, yang melihat ICT bukan hanya sekedar komoditas. Sehingga dengan itu mengalirnya uang ke perusahaan-perusahaan ICT asing dalam bisnis telematika tetap bisa dikendalikan. Semoga kali ini pemerintah tidak takut terhadap tekanan asing.

sumber :http://www.satudunia.net/content/bisnis-ict-di-indonesia-siapa-yang-menikmati

Rabu, 11 Januari 2012

Get Blues in 12 Bars


Tidak heran jenis musik yang satu ini dinamakan blues. Hal ini disebabkan, karena nada yang dihasilkan berada pada kunci-kunci minor dan nada-nada inilah yang 'melahirkan' alunan musik sedih. Bagi orang barat, istilah yang mereka pakai untuk mengatakan perasaan sedih mereka adalah, "I am in blue." Itulah sebabnya musik blues banyak mewakili musik-musik yang menyayat hati.

Untuk memainkan blues, hal mendasar yang perlu diingat adalah 12 bar. Anda akan bermain sebanyak 12 bar dalam blues. Meski sering diidentifikasikan dengan minor, aliran musik ini pun bisa dimainkan dalam nada-nada mayor, hanya saja hal tersebut tidak lazim terjadi. Pada umumnya, orang akan memilih chord - atau 'kunci' yang biasa disebut orang Indonesia - dengan nada dasar E.

Lantas, apa chord setelah E? Musik blues akan dimainkan dengan rumus I - IV - V. Maksudnya adalah, nada dasar yang dimainkan - misal E - akan diwakili angka romawi I. Chord berikutnya adalah nada keempat (IV) setelah E, yakni A. Chord B menjadi chord terakhir, karena ia merupakan nada kelima (V) setelah E. Bingung, ya? Coba segarkan kembali ingatan Anda tentang pelajaran musik dasar sewaktu di sekolah menengah. C - D - E - F - G - A - B - C merupakan urutan nada hingga delapan oktaf. Bila Anda memilih E sebagai nada dasar, maka A dan B akan mengikuti, seperti berikut: E - F - G - A - B.

Anda akan memainkan chord E - A - B dalam 12 bar. Satu bar akan berlangsung dalam tempo empat ketukan. Menentukan chord apa yang akan dimainkan dalam tiap-tiap bar ada dalam formula seperti di bawah ini

I - I - I - I - IV - IV - I - I - V - IV - I - I/V

E - E - E - E - A - A - E - E - B - A - E - E/B

Artinya, bar pertama akan menyuarakan chord E selama empat ketuk. Hal ini akan diulang hingga tiga bar berikutnya. Bar kelima dilanjutkan dengan memainkan chord A, masih dalam empat ketukan. Memainkan chord A berlangsung hingga dua bar, yang berarti delapan ketukan. Dua bar berikutnya akan kembali pada nada dasarnya, yakni E. Disusul dengan B dalam empat ketukan saja, kemudian A, lalu kembali lagi ke E hingga bar yang terakhir. Chord B ditambahkan sedikit sebagai penutup setelah memainkan E selama empat ketukan terakhir, sebagai titik balik.

Memetik chord-chord tersebut tidak boleh sembarangan. Setiap bar ada aturan masing-masing. Butuh tekanan-tekanan pada bar-bar tertentu. Untuk empat bar awal, bar ketujuh dan kedelapan, chord dimainkan dengan santai. Pada chord yang ditebalkan, di situlah Anda harus memberikan tekanan pada saat memainkannya. Bar kesembilan menjadi puncak tekanan tersebut. Meski semakin menegang, pada bar kesepuluh, tekanan mulai mereda hingga bar yang terakhir, yakni yang keduabelas.

Penjelasan ini hanya pemahaman dasar dalam musik blues, khususnya mengenai aturan 12 bar. Untuk dapat piawai bermain blues dengan gitar, tentu saja Anda harus banyak berlatih.

Sumber :http://hobby.ghiboo.com/get-blues-in-12-bars

Rabu, 04 Januari 2012

Merawat Sepeda

Perawatan sepeda bisa di bilang hal yang terpenting jika anda ingin sepeda kesayangan selalu dalam performa terbaiknya. Dalam sebuah kontruksi sepeda banyak komponen bergerak dan bergesekan, hal ini pasti akan membuat aus komponen sepeda itu sendiri. Jika tidak dilakukan perawatan dan pelumasan yang baik (teratur) tentunya akan berakibat pendeknya umur komponen.

Sepeda yang terawat akan membuat sepeda lebih aman dikendarai, selain itu perawatan sepeda yang teratur otomatis akan mereduksi biaya perbaikan.

Berikut ini jadwal perawatan sepeda untuk mendapatkan hasil yang terbaik :



Apapun jenis dan merk sepeda anda tabel di atas sepertinya bisa di jadikan panduan untuk jadwal perawatan sepeda secara berkala.