Label

Kamis, 29 Juli 2010

Cabe Berkhasiat Atasi Stroke dan Jantung Koroner

Siapa yang belum pernah merasakan nikmatnya cabai / sambel ? Rasanya hampir semua dari kita pasti menikmati gairah makan dengan sambal ini.
Anda boleh benci dengan cabai karena pedas, panas dan memerihkan mata, tapi anda tak bisa menolak bahwa buah yang satu ini bisa mengatasi sejumlah penyakit.

Kandungan dan Manfaat
Menurut dr. Prapti Utami, seorang konsultan herbal, banyak orang belum tahu manfaat cabai. Sebetulnya cabai merupakan makanan kaya gizi.
Cabai rawit banyak mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A), lebih daripada buah-buahan seperti mangga, nanas, pepaya dan semangka. Bahkan kadar mineralnya terutama kalsium dan fosfor, mengunguli ikan segar. Cabai hijau dan paprika memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi.

sumber: http://tubuhsehat.blogdetik.com/2008/12/04/cabai-berkhasiat-atasi-stroke-jantung-koroner/

Zat yang membuat cabai terasa pedas adalah kapsaisin yang tersimpan dalam urat putih cabai, tempat melekatnya biji. Kapsaisin ini bersifat stomakik, yakni dapat meningkatkan nafsu makan. Belum lagi kemampuannya merangsang produksi hormon endorphin yang mampu membangkitkan sensasi kenikmatan. Fungsi lain dari kapsaisin adalah mengencerkan lendir sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk sinusitis. Kapsaisin juga bersifat antikoagulan dengan cara menjaga darah supaya tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Itu berarti juga memperkecil kemungkinan menderita serangan stroke, jantung koroner dan impotensi.

Sabtu, 17 Juli 2010

Gagal Ginjal akut

Info kesehatan – Gagal Ginjal akut

Apa Itu Gagal Ginjal Akut :
Adalah suatu kondisi – keadaan Kegagalan fungsi ginjal secara tiba-tiba atau mendadak sehingga ginjal kehilangan kemampuannya untuk membuang hasil metabolisme tubuh melalui urin tanpa kehilangan elektrolit.

Penyebab Gagal Ginjal Akut :
Ada banyak kemungkinan penyebab kerusakan ginjal akut atau mendadak ini antara lain :
* Penurunan aliran darah, yang mungkin terjadi karena tekanan darah yang sangat rendah disebabkan oleh trauma, pembedahan, penyakit serius, syok septik, pendarahan, luka bakar, atau dehidrasi yang berkepanjangan.
* Nekrosis tubular akut (ATN)
* Infeksi yang secara langsung mencederai ginjal seperti pielonefritis akut atau keracunan darah.
* Obstruksi saluran kemih (uropathy obstruktif)
* Reaksi Otoimun seperti penyakit ginjal atau sindrom nefritis interstisial akut nephritic
* Gangguan yang menyebabkan pembekuan darah dalam pembuluh darah ginjal
* purpura trombotik trombositopenik primer (ITTP)
* Reaksi Transfusi
* Hipertensi Berat
* Scleroderma,
* Hemolytic-uremic sindrom





Ginjal

Tanda dan Gejala:
* Penurunan jumlah urin (Oliguria)
* Buang air kecil sangat sedikit bahkan dapat berhenti (anuria)
* Berlebihan buang air kecil di malam hari
* Bengkak pada kaki dan pergelangan.
* Bengkan secara umum ,karena retensi cairan
* Penurunan sensitifitas saraf, terutama di tangan atau kaki
* Penurunan nafsu makan
* Rasa Metalik mulut
* Persistent cegukan
* Perubahan dalam status mental atau suasana hati seperti :
o Agitasi
o Mengantuk
o keletihan
o Delirium atau kebingungan
o Coma
o perubahan Mood
o Trouble memperhatikan
o Halusinasi
* Gerakan menjadi lambat.
* Kejang
* Tangan tremor (gemetar)
* Mual atau muntah, mungkin berlangsung selama beberapa hari
* Perdarahan berkepanjangan.
* Mimisan
* Bloody stools
* Panggul nyeri (antara tulang rusuk dan pinggul)
* Kelelahan
* Nafas bau
* Tekanan darah tinggi

Bagaimana mendiagnosanya ? :
Pemeriksaan dan pengujian dapat membantu mendiagnosa gagal ginjal akut dan membantu menyingkirkan masalah-masalah lain yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
Hasil tes laboratorium dapat berubah tiba-tiba (dalam waktu beberapa hari sampai 2 minggu).
* Tes urin (urine) mungkin abnormal.
* Kreatinin serum, BUN, kreatinin klirens , dan serum kalium dapat meningkat.
* kimia gas darah arteri dan darah mungkin menunjukkan asidosis metabolik.
* Ginjal atau USG perut adalah tes pilihan, tapi perut x-ray, CT scan perut, atau perut MRI dapat mengetahui apakah ada penyumbatan pada saluran kemih.
* Tes darah dapat membantu mengungkap penyebab kegagalan ginjal.


Hemodialisa





Pengobatan :

Setelah penyebabnya ditemukan, tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan fungsi ginjal Biasanya, Anda harus menginap di rumah sakit untuk pengobatan karena bila tindakan penyelamatan terlambat maka fungsi ginjal akan sulit untuk dikembalikan ketingkat normal.
Masukan Jumlah cairan sangat dibatasi tergantung dari seberapa banyak urine yang dapat dihasilkan oleh ginjal.
Makanan juga harus dipilih jangan sampai meracuni ginjal , protein harus dikurangi sampai batas tertentu ,rendah garam dan potasium , untuk karbohidrat dapat lebih leluasa diberikan.

Dialisis mungkin diperlukan, dan ini dapat membuat Anda merasa lebih baik.Sebetulnya hal ini tidak selalu diperlukan, tetapi dapat menyelamatkan hidup Anda ,terutama jika kalium serum Anda sangat tinggi. Dialisis juga akan digunakan jika terjadi perubahan seperti pada status mental, tingkat kalium Anda mulai naik, buang air kecil ( urine ) mulai sedikit, timbul perikarditis, terjadi kelebihan beban cairan, atau ginjal tidak dapat lagi membuang produk limbah nitrogen dari tubuh.

Dialisis adalah tindakan penyelamatan sekaligus untuk memperpanjang hidup, dengan cara membuang racun limbah nitrogen dalam tubuh. Bila dokter Anda telah merekomendasikan untuk Dialisis atau lebih dikenal dengan Hemodialisa jangan ragu untuk segera melaksanakannya.

sumber: http://formulasehat.com/featured/gagal-ginjal-akut

Cegah peneyebaran Pornografi

Undang Undang Pornografi sampai sekarang masih pro-kontra.
pengaturannya tambah pro kontra lagi karena adanya pemblokiran situs pornografi. (baru aja dipusingkan dengan perdebatan tentang aksi pemblokiran situs pornografi)
setuju atau tidak setuju dg pemblokiran situs porn, ada baiknya kita sebarluaskan informasi untuk mencegah penyebaran pornografi ini.
(sosialisasi & dialog publik rasanya belom efektif di masyarakat). so, tolong sebarin link info2 ini yah.

1. UU no.44 tahun 2008 tentang pornografi & penjelasannya:
http://pih.depkomin fo.go.id/ default.aspx? page=detail_ konten&jenis_konten= 2&id_konten=3025

2. software filter situs asusila (free download)
http://www.depkomin fo.go.id/ download- program/download -filter-asusila- 2/


semoga bermanfaat bwt kita semua!!!


Sincerely Yours,

Nurul Hidayah Putri, S.Sos

Dit.KKP - Ditjen SKDI
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Lt.5, Jakarta

Encouragement

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah
tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu
telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali.
Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya
dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan
itu buruk, logikanya sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan
itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai
buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah
pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai
tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu
guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya.Dia pun tersenyum.

Budaya Menghukum

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya.
Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap
simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang
anak-anaknya dididik di sini,”lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit
memberi nilai.Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum,
melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!” Dia pun
melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak
sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris,
saya dapat
menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa
Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran
berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran
kita.Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang
bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor. Sementara di
Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman
drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya
pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar
siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya
dan
penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan
jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang
saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan
kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal
sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah
ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan,
penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap
seakan-akan
kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi
yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut
hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement,
melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan
yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan
ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana
guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah
anak-anak di sana mampu
menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel.
Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan
karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke
pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita
mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di
depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor
anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun
rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang
mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah
memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah
telah menunjukkan kemajuan yang berarti.” Malam itu saya mendatangi anak
saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di
tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia
pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna),tetapi
saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang
berbeda.

Melahirkan Kehebatan

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan
rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh
sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur,
dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan
seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…;
Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas
kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi
lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan
mengendurkan
semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak
manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,
dapat tumbuh. Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan
(dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian
kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang
sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau
bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.
Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan
ancaman atau
ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau
memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*)

RHENALD KASALI
Ketua Program MM UI